59 Hari Setelahnya
Sudah 2015, aku menulis lagi hari ini. Setelah mendapatkan kehidupanku kembali, aku terlalu tidak punya waktu untuk bercerita. Banyak yang terjadi dalam waktu kemangkiranku dari menulis. Pilih saja cerita bahagia, sedih atau yang bagaimana? Kisah cinta atau kehidupan? Semuanya terjadi. Ah... sepertinya terlalu lama aku tidak menulis, sampai aku tidak tahu bagaimana harus memulainya.
Lupakan tentang awal, akan kuceritakan apa yg terjadi hari ini. Hari ini aku akhirnya mengakui satu hal, tentang bagaimana aku merindukankannya. Orang asing yang tidak mempunyai memori apapun untuk diingat. Dia yang tidak mengijinkanku untuk menuliskan beberapa cerita tentangnya. Dia yang hadir lalu pergi lagi. Dia yang membuat cerita terjadi hanya pada satu pihak. Dia yang tidak melakukan kesalahan apapun tapi demi Tuhan ingin kubenci dengan satu saja alasan. Alasan yang sampai hari ini tidak kutemukan.
December 1st
Hari itu dia membuat keputusan besar, untuk mengusirku keluar dari hidupnya. Bodoh, aku tidak mengetahuinya, aku malah tidak bisa menyembunyikan senyumku saat mendapat diriku dengan jarak terdekat dengannya. Seperti biasa aku kehilangan kata-kata, keadaan itu menyebalkan. Ingin saja aku tertidur agar bisa selamat dari kecanggungan itu. Tertidur lalu tak sengaja bersandar kebahunya. Semuanya menyenangkan di imajinasiku.
December 2nd
Aku mengetahuinya. Aku terkejut, semuanya diluar dugaanku. Aku membayangkan betapa bodohnya diriku beberapa waktu yg lalu dengan segala ketidaktahuanku itu. Aku merasa buruk setelahnya.
December 3rd
Dia mengajakku bicara, lalu memberitahuku satu persatu. Seperti biasa aku mendengarkannya, tanpa menyela, berusaha memahaminya. Tidak ada kata yang mampu menggambarkan perasaanku saat itu. Ingin sekali aku menangis lalu memeluknya sekaligus memukulinya bagaimana mungkin dia bertindak bodoh seperti itu? Bagaimana mungkin aku menutup mataku selama ini dan hanya melihat apa yang ingin kulihat, hanya melihatnya. Aku ingin menyalahkannya atas segala yg sudah terjadi. Namun lagi-lagi aku menahannya, aku tidak menangis, hanya berbicara apapun yg perlu aku katakan. Tentang apa-apa saja yg perlu dia tahu.
Aku masih tidak bisa menerima keputusannya yg membangun jarak diantara kami, aku masih kekeuh dan keras kepala dengan apa yang menurutku benar.
Beberapa hari setelahnya aku sadar untuk melepasnya. Tidak butuh waktu lama memang untuk memutuskannya. Tapi butuh keikhlasan yg besar untuk hal itu, dan itu tidak mudah. Akupun berhenti menghubunginya, menghindarinya, menyibukkan diri, bahkan mencoba melihat orang lain. Waktu berlalu, aku berhasil menfokuskan diriku pada beberapa hal dan melupakannya. Aku bahkan sudah memperbaiki hubunganku dengan wanitanya. Aku, melepasnya.
Atau itu yang kupikir kulakukan, hingga hari ini. Belakangan ini aku mencoba berkencan dengan beberapa pria, aku pikir itu berhasil. Lalu aku sadar, bahwa aku tidak merasakannya pada siapapun. Tidak sama sekali, hanya perasaan datar yang sama kurasakan pada pria lainnya. Mungkin ada seseorang, tapi perasaan itu berbeda dari yg pernah kurasakan padanya. Jauh berbeda. Hingga akhirnya aku berpikir, bagaimana mungkin perasaanku padanya bisa sebanyak itu? Sedang dia hanya orang asing yang baru kukenal?
Entahlah. Aku hanya merindukannya hari ini. Bukan merindukan kenangan tentangnya, karena kami tidak memilikinya. Tapi perasaan saat bersamanya. Perasaan yg membuatku lupa pada kesalahan-kesalahanku sebelumnya, pada orang-orang sebelumnya. Perasaan yg berpikir bahwa aku ingin mempertahankannya dalam waktu yang sangat lama.
Jika kamu, suatu saat membaca ini, aku ingin menyampaikan satu hal, yaitu "Maaf" Maaf untuk tidak bisa melupakanmu. Maaf untuk terus mengingatmu. Maaf untuk membebani dengan perkataan ini. Yang jelas aku sudah mencoba segala yang kubisa, tapi jangan khawatir aku akan terus mengusahakannya. Mungkin 59 hari memang terlalu singkat untuk melakukannya. Tapi masih ada puluhan hari di depan, masih ada bulan-bulan di depan, juga masih ada tahun-tahun di depan.
Namun jika suatu saat, kita mungkin bertemu dan aku masih memiliki perasaan ini, mungkin hal yang kukatakan waktu itu bisa kutepati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Páginas vistas en total
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
"Maaf soal sikapku kemarin. Do you have anything to say? 'Cause I do have, alot. " Aku rasa ini cukup. Singkat. Juga jela...
-
Sekarang tepat pukul 3.18 pagi dan aku masih menatap layar komputerku. Terjaga. Bahkan malam ini. Lagi dan lagi. Sebenarnya setiap malam...
-
"Jika kamu punya seseorang yang bisa kau beritahu tentang apapun. Kamu beruntung" Beberapa waktu yang lalu.. "...begitu...
-
Ini sulit sekali. Kamu pergi saja. Akan kuanggap mati. Atau kamu mau aku yang mati?
-
Kemarin, aku dan dia duduk berhadapan. Senja. Kopi. Atap. Kata. Serta tatap Mesr...
-
09.57 AM "Masih pagi" Pikirku. Malas. Aku kembali menenggelamkan kepalaku dengan bantal. Aku tidak punya rencana apapun hari i...
-
Memang benar kata orang Saat berada di atas kita lupa dari mana berasal Saat mendapatkan sesuatu, lekas meminta sesuatu yang lain Begitu ...
-
Belakangan ini aku kembali menonton Perahu Kertas. Entah sudah berapa kali kuputar. Sampai-sampai banyak dialognya yang diluar ...
-
Selamat Ulang Tahun! Mungkin kamu yang sekarang sudah berbeda. Mungkin kamu bukan lagi...
-
Aku memang menyukaimu Tapi, hanya sebatas itu Aku juga memperjuangkanmu Tapi lagi-lagi, hanya sebatas itu Selamanya Aku tetap tidak p...
About Me
- Unknown
0 komentar:
Posting Komentar