Kamu yang Kembali Pergi

                Rumitnya mesin teknologi perlahan mengembalikan sosokmu yang mulai memudar dalam ingatanku. Membuatku kembali penasaran, ingin tahu (lagi) tentangmu, Bagaimana wajahmu sekarang? Sekolahmu sekarang? Semuanya. Terimakasih telah mengingatku.
                           
             Awalnya kamu mengirim pesan, membuatku kembali 'harus' mengingat sosokmu, juga kenangan bersamamu yang tidak banyak untuk diingat. Kamu menanyakan kabar, sederhana saja. Aku kebingunga. Seperti kembali dipaksa mengingat apa yanag selama ini berusaha kulupakan. Aku membencimu. Dengan apa yang kamu lakukan di masa lalu..

              Namun jujur sebuah rasa arogan menyeruak hebat diantara kemarahanku, bahwa aku tak bisa membohongi diriku bahwa aku .... Merindukanmu.

                Singkat kata aku membalas pesanmu - kamu membalasnya - begitu seterusnya. Kita berbincang, membicarakan segala hal, mengungkit kebiasaan lama, dan menertawakannya. Lihat diriku, dikalahkan oleh kerinduan akan sosokmu. Aku malu pada dirirku sendiri.

                Percakapan hangat itu kembali terjadi, dirimu yang kaku itupun kembali utuh dalam perkiraanku. Bahkan karena terlalu penasaran aku diam-diam mengecek wajahmu lewat canggihnya sambungan internet, belum banyak berubah, haha.
                                       Kamu ternyata masih sendiri, kenapa? Ingin sekali aku menanyakannya tapi untuk apa, dan apa yang akan kau pikirkan jika aku benar-benar menanyakannya? Bodoh!

                   Kamu yang seperti ini membuatku berpikir terlalu tinggi. Bukan hanya berpikiran, aku juga kembali menaruh harapan bodoh bahwa satu kenangan usang kita bisa kembali terjadi.

                  Tapi hal itu ternyata benar bodoh, seperti dalam mimpi, kamu ternyata tidak tinggal, kamu hanya menyapa lalu kembali pergi. Seperti dulu.


Pages

Páginas vistas en total

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Followers