Saat Dia Seperti Itu, Aku Seperti Bercermin

Kemarin, dia berbicara tentang mimpi. Apa yang telah kulakukan hingga dia sampai membahasnya? Aku tidak suka pembicaraan seperti ini saat makan, terlalu rumit untuk kepalaku. Tapi, melihatnya wajahnya seserius itu, aku menyerah kalah. Sepatah dua patah kata yang dia keluarkan membuatku bosan, aku mulai memainkan makanan di piringku sambil mengabaikannya, namun dia tetap berbicara. Aku berhenti memandangnya dan melihat sekeliling, dia terus saja berbicara. Arghh, aku ingin segera mengakhiri pembicaraan ini.

Hingga sampai pada beberapa kata yang ku kenal, beberapa kata yang di waktu lalu sering ku ucapkan. aku mulai tertarik, dan berusaha menangkap arah pembicaraannya.
Dan benar saja, apa yang diucapkannya sama persis! Saat dia mengungkapkan mimpinya, aku seperti bercermin. Aku melihat diriku di dirinya. Entah kenapa, melihatnya seperti itu aku kehilangan semua kata. Mungkin nuraniku tersentuh. Ada perasaan aneh saat itu. Seperti melihat Diana kecil di dirinya, Diana yang berapi-api saat itu, keras kepala dan percaya hal-hal ajaib. 

Perkataannya membuatku terdiam. Lalu dalam diam, diam-diam membisikkan do'a agar jaga mimpinya. Jangan hancurkan, jangan biarkan dia melupakannya.


Kenapa aku seperti ini?

Melihatnya yang seperti ini, membuatku tak berhenti kagum. Bagaimana mungkin dalam usia semuda itu dia sudah merencanakan semuanya. Mungkin tidak apa jika hanya sebatas kagum?


Memang ini benar hanya sebatas kagum?

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Páginas vistas en total

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Followers