"Berhentilah Lihat Sekitar" Bisakah Aku Memintanya?

Aku memang menyukaimu
Tapi, hanya sebatas itu

Aku juga memperjuangkanmu
Tapi lagi-lagi, hanya sebatas itu

Selamanya
Aku tetap tidak punya daya
Untuk mengubah arah hatimu
Aku juga tidak punya kuasa
Untuk sekedar membatasi apa yang kamu lihat atau dengar

Karena perasaanmu tidak seperti perasaanku
Aku takut, suatu saat kamu berubah
Karena mendengar kata orang
Atau karena melihat apa yang di tunjukkan orang

Atau mungkin kamu sudah berubah?

Tetap aku tidak berhak! Bahkan hanya untuk mengetahuinya



Aku hanya ingin  memberitahumu satu hal
Bahwa saat kamu menyukai seseorang,
Mata, telinga, kepala
Tidak lagi punya peran

Lagu Sewindu

Sudah sewindu, ku di dekatmu
Ada di setiap pagi di sepanjang harimu
Tak mungkin bila, engkau tak tahu
Bila ku menyimpan rasa yang kupendam sejak lama~

Kamu menyukai lagu itu
Aku mendengarmu menyanyikannya, sekali
Setelah itu, entah kenapa
Aku mulai sering memutarnya

Anehnya lagi, setiap memutarnya aku mengingatmu
(Panggil aku bodoh, karena mengatakannya!)

Selera musikmu bagus
Hanya saja aku yang baru memperhatikannya sekarang

Oh ya, aku rasa aku mulai bisa menebakmu lewat lagu itu

Hei, Kamu!

Hahaha!

Jangan berlebihan dulu
Aku memanggilmu bukan karena aku merindukanmu
Lalu ingin mendiskusikan kembali cerita lama kita
Tidak, tidak..
Terlalu tidak mungkin

Hei, Kamu!
Aku hanya penasaran

'Bagaimana rasanya saat tahu, kamu tidak lagi jadi chapter ceritaku?'


Karena Aku Menyukaimu, Aku Berpura Semuanya Baik-Baik Saja


Semua orang bilang aku bodoh
Bahkan terlalu bodoh untuk bertahan memperjuangkanmu
Aku juga sadar akan hal itu
Tapi entahlah

Pada akhirnya aku kembali memaafkanmu
Sekalipun kamu tidak memintanya

Ini kali kedua
Dan ini fatal
Harusnya aku marah kemudian berhenti
Aku memang marah
Tapi hanya begitu saja

Kemudian kembali menemukan diriku yang lagi-lagi merindukanmu

Ya benar!
Karena aku menyukaimu, aku berpura semuanya baik-baik saja

Terlalu Menyukaimu

Hidupku susah sekarang

Aku tidak bisa melakukan apapun tanpa berpikir lagi sekarang

Ingin melakukan ini
Aku takut kamu tidak suka
Ingin seperti itu
Aku juga takut tidak suka
Ingin memakai ini
Takut kamu bilang berlebihan
Ingin memakai itu
Juga takut terlalu biasa
Aaargh! Aku mengkhawatirkan segalanya sekarang

Ini semua, karena aku terlalu menyukaimu

Karena Dia Tidak Menyukaiku

         Setelah di campakkan oleh dia yang mengajakku bermimpi bersama, aku lebih banyak mengutuk diriku yang jauh dari sempurna. Karena mungkin, itulah satu-satunya alasan dia meninggalkanku. Memang apalagi? Selain orang lain.

         Setahun.

         Ada teman lama yang ingin mengenalku. Aku? Malas-malasan. Masih malas untuk kembali berurusan dengan hati. Tapi di sisi lain aku juga benci dengan diriku yang sekarang. Terus-terusan menghukum diri sendiri atas apa yang bukan salahku. Akhirnya aku menyetujuinya. Setuju untuk lebih mengenalnya. Setidaknya hal ini bagus untukku.

         Setelah berapa lama, aku terus menggantungkannya, karena aku sendiri masih sangat bingung dengan apa yang harus kulakukan. Membalas rasanya? Mencoba mencintainya? Lalu bahagia. Atau kembali egois dan mengakhirinya.

         Dan benar. Aku kembali egois.

         Tidak butuh waktu lama, aku memutuskan untuk menyukai seseorang. Seorang teman. Pikirku sepertinya menyenangkan. Iseng, aku bermain-main saja padanya, tidak ada yang serius. Jatuh terlalu dalam, aku jadi begitu ketergantungan akan sosoknya. Akupun membuang semua maluku dan berusaha keras setidaknya larut dalam percakapan yang kubangun. Dia merepsonnya! (Atau setidaknya itu kupikir di awal). Karena perbuatannya, aku jadi bergitu terobsesi dan siap untuk memperjuangkannya lebih jauh lagi.

          Suatu hari. Semua orang tau. Dia berubah padaku. Kembali dingin. Dan begitulah semua usahaku membuatnya mengingatku tak berkutik begitu saja. Jengkel. Aku mengumpulkan semua nyaliku bertanya tentang perubahan sikapnya. Saat itu juga, dia menyuruhku pergi. Alasannya? Ya apalagi, kalau bukan karena 'Dia Tidak Menyukaiku'

         Semuanya berakhir sesingkat itu. Dia benar-benar kembali memberantakkan hatiku.



Seorang teman pernah bilang, bahwa tidak ada yang pasti dalam cinta. Entahlah apa artinya. Mungkin yang dimaksudkannya bahwa dalam cinta tidak ada taktik, rumus ataupun cara. Atau mungkin dalam arti lainnya. Bahwa dalam cinta, setulus apapun perasaanmu terhadap seseorang, se-berusaha apapun kamu untuk terlihat baik di depannya, atau sepertiku? Semuanya tidak ada artinya jika hanya terjadi di satu pihak.
 
Semuanya tidak akan berarti hanya karena satu kata 'Karena Dia Tidak Menyukaiku'

Selamat! Tujuanmu Hampir Tercapai

Kamu hebat!
Taktikmu selalu berhasil
Bahkan padaku

Semua pengabaianmu
Semua kediamanmu
Semuanya
Usaha yang kamu lakukan untuk mengusirku keluar dari hidupmu
Hampir berhasil

Aku benar-benar muak pada semuanya
Aku juga lelah
Pada kamu yg kuperjuangkan
Juga pada usahaku yang tidak kamu lirik

Aku benar-benar ingin menyerah

Aku sudah berada pada batas akhir

Maaf, perkataanku waktu itu mungkin tidak bisa kutepati

Aku ingin menyerah
Aku akan menyerah
Tapi aku belum menyerah

Dia

Aku terus membual tentang dicintai
Terus membual tentang membalas perasaan
Juga terus berkata muak akan cinta sepihak

Tapi kenyataannya saat hati dan pikiran kembali tak sejalan
Aku berbuat bodoh lagi
Aku melakukan persis dengan kesalahanku dulu

Aku memilihnya.

Dia yang suatu saat, pasti menyakitiku.



It's Okay, It's Love

I don't know what i'm doing
Don't ask me what i'm going
I just keep doing it because of nothing
Is that okay?

Special Post

Karena Fifi +Zulfatul Afifah nge-roweng mulu dan daripada dia "melakukan hal-hal yang tidak-tidak" jadi gue jawab aja pertanyaannya

1. Hobi
    Menjahili orang, Fangirl-ing, Menghilangkan barang-barang, Melakukan apapun yang sedang
    trend, Menulis, Menari, Menyanyi, Travelling (kalo di tulisin semua yang baca bisa melambaikan
    tangan ke kamera

2. Moment yang ga terlupakan?
    Sayangnya, semuanya terlupakan. Hehe maaf mengecewakan mu Fi~

3. Arti Sahabat
    Sahabat itu seseorang yang siap kamu bela lahir dan batin! Hahaha

4. Manfaat Blog
    Blog itu ada buat curhat atau menyatakan perasaan secara diam-diam tapi dilihat banyak orang (?)
    (Maaf cuman itu yang kepikiran)

5. Impian
    Pengen punya cerita cinta yang spontan kaya di drama Korea :D
    Pengen jadi orang besar, di kenal orang banyak dan ga berhenti berkreasi

6. Buku favorit
    Fiksi, soalnya ceritanya memberikan pengalaman dan sensasi yang berbeda
    Romance, soalnya ceritanya (...) ya bagus pokonya!

7. Kota yang pengen di kunjungi :
    Pertama, Seoul, Korea Selatan soalnya di sana ada EXO
    Kedua, ke Seoul dulu baru pikirkan kota yang lain

8. My Social Network
    Twitter : @diananve
    IG : @diananvelia
    Path : @diananvelia

9. Jika Anda bisa memutar waktu, apa yang ingin di lakukan?
    Hmmm.. pengen jadi anak umur 5 th lagi! Biar bisa nunda waktu buat jadi orang dewasa

10. Moment SMA yang paling di kangenin?
      Kangen nyalin tugas temen, kangen nyontek, kangen dimarahin Bu Isni, kangen ngumpul sama 
      anak-anak OSIS, kangen ngeriweh-in pensi, kangen curhat di kelas sama Fifi, kangen nge-galauin
      cowo sebelah, kangen pake rok kebesaran dan rambut asal-asalan, kangen ngejalanin apa-apa
      tanpa berpikir!

11. Deskripsi tentang Fifi
      Fifi itu orangnya tergantung mood, kalo lagi mood semua bahagia, kalo lagi ga mood semua
      orang bisa-bisa dimarahin
      Fifi itu cereweeeeet dan gabisa diem
      Fifi itu susah move-on
      Fifi itu easy going dan hiperaktif abis, love youuuu

Dia Tidak Bisa Makan Makanan Pedas


            Hari ini aku kembali terlibat bersama Raka. Hari ini aku bersama teman sekelas berencana untuk pergi berfoto untuk Yearly book kami. Dan beruntungnya, aku kedapatan semobil dengan  Raka. Aduh, apa yang harus kukatakan saat bersamanya.
        Dia menyetir, aku diduduk di tengah bersilangan dengan kursi Raka. Baguslah, aku bisa melihatnya dg cukup jelas dari sini. Perjalanannya berlangsung menyenangkan, karena mendapat sedikit miss-communication aku membuatnya tersesat, sehingga dia harus memutar. Maaf (´̯ ̮`̯ƪ)
             Sesampai disana pemandanganku disibukkan oleh Adit aku memang sedang dekat dengannya hingga sedikit melupakan Raka. Mataku berkeliling, aku tidak melihatnya dimanapun. Mungkin dia sedang berjalan-jalan berdua dg kameranya. Seperti biasa.
            Sesi foto berakhir, foto yang diinginkan sudah didapat. Beberapa teman sudah pergi, aku dan beberapa orang masih disana menunggu Raka (´̯ ̮`̯ƪ). Saat sibuk memperhatikannya dia tiba-tidak mengarahkan lensa kameranya kearah dimana kami. Kami berlimapun dipotretnya. Krik krik krik krik, sudah banyak foto tapi dia terus memotret.
       Raka berjalan kearah kami, eh tunggu dia menghampiriku sambil terus memeriksa hasil jepretannya.
           Ini lihatlah katanya sambil menyodorkan kameranya padaku
           Bagus tidak? Tambahnya.
Mengetahui hasilnya yang ternyata dia memotretku seorang. Hanya aku seorang. Aku bengong dan tidak bisa berkata-kata.
         Wah itu sih sudah jelas bagus kata Sandra yang ternyata mengintip. Raka pun tersenyum puas. Aku belum bisa mengembalikan kata-kata yang tiba-tiba melayang diudara hanya bisa tersenyum kecil. Astaga, dia memotretku!
            Saat pulang dia kembali menyetir, aku berpamitan pada Adit terlebih dahulu. Dia tidak pulang bersamaku. Aku hanya berlima di mobil Raka. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Karena memikirkan kondisi Raka yang minus, kami memutuskan untuk berhenti sebentar di rumah teman terdekat.
             Di rumah Sandra kami disambut dengan ramah. Kue-kue kecil langsung dihidangkan, bahkan kami diminta untuk makan malam dirumahnya. Wah kebetulan sekali, kamipun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. 
         Karena jumlah kami yang banyak, kursi di tempat Sandra, yang tidak begitu lebar mengharuskan kami sedikit berdesakkan. Raka duduk dipinggir, tepat di sampingku. Astaga! Bagaimana ini, aku harus menyembunyikan pipiku yang memerah tidak wajar saat didekatnya.
         Untung saja tingkah bodohnya membuat salah tingkahku tertutupi. Baguslah! Kelakuannya yang bodoh, membuatku tidak berhenti tertawa. Bayangkan saja dia menyembunyikan banyak makanan kecil di dalam tasku. Astaga, aku malu sekali. Dia bodoh!
            Saat makan malam tiba, keluarga Sandra ternyata membuat masakan pedas. Dan hari itu tau, bahwa dia tidak bisa makanan pedas. Senangnya bisa mengetahui hal itu. Akhirnya ibu Sandra membawakannya masakan yang lain.
          Hari itu berlangsung cepat, dengan banyak hal menyenangkan tentang Raka. December 21st selamanya tidak akan kulupakan.

Jika Saja Aku Tahu Mencintaimu Akan Semelelahkan Ini


. . .

Aku benar-benar berusaha, lihatlah!
Aku berusaha mengertimu,
Mengerti hatimu,
Kehidupanmu,
Bahkan arti ‘dia ‘ dihatimu
Aku juga berusaha menyamankanmu
Dengan setiap kehadiranku
Berusaha bersabar dalam setiap penantianku,
Akanmu
Berusaha mendewasakan diri dalam setiap pengabaianmu
Saat kamu tak punya waktu
Bahkan hanya untuk mengingatku

Berusaha apalagi yang harusa ku lakukan
Penantian macam apalagi yang harus kutunggu,
Kunantikan?
Hanya untuk bias bersamamu
Mencintaimu dengan cara ternyaman yang kumiliki
“Ignore the world, just us”
Untuk impian semacam itukah aku berjuang,
Berusaha terlalu keras
Bodoh!

“Jika saja aku tahu mencintaimu akan semelelahkan ini,
Aku akan memilih untuk tidak mencintaimu
saat pertama kamu memegang tanganku”

Tentang Dia, Seseorang Yang Asing



              
             Malam sudah cukup larut untuk kuhabiskan dengan Andreas, dia juga pasti sangat lelah karena pekerjaannya. Malam juga terlalu tua untuk kuhabiskan di Coffeelicious. Dan sialnya aku masih tidak bisa menutup mata. Aku tidak percaya, ini terjadi setiap malam. Aku menyingkapkan selimut, dan memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Hanya sampai aku mengantuk.
            Aku menemukan diriku di tepi pantai Kuta lagi, seperti biasa, tempat ini. Hampir setiap malam aku mendatanginya karena satu alasan : insomnia.
           Aku selalu menyukai pantai disaat seperti ini. Debur ombak yang bertabrakan, angin di saat malam, dan orang-orang. Orang-orang yang bahkan tak mengenalku, atau menganggapku ada. Aku suka hal ini. Membuatku tidak merasa kesepian walaupun sendirian.
             Aku terduduk di pasir, memeluk lutut dengan kedua tanganku, lalu menenggelamkan wajahku diantaranya. Tanpa kusadari aku... Tertidur. 

            Keberatan jika aku duduk disini? sebuah suara membangunkanku. Aku mendongak kearahnya, karena tak dapat melihat wajahnya dengan jelas aku kembali menenggelamkan wajahku.
               Aku anggap itu, jawaban iya tambahnya
               Aku tidak bergeming, malas menanggapinya.
               Aku suka sekali pantai disaat seperti ini, membuatku tenang
               Aku masih tidak menggubris perkataannya.
            Aku sedang berlibur, aku menginap di Hotel World dekat sini, karena tidak ingin menyia-nyiakan cutiku aku datang kesini selarut ini
              Dia terus saja bicara.
          
            Hingga akhirnya aku muak dengan pengabaianku dan memperhatikan yang dibicarakannya. Pekerjaannya sepertinya menyenangkan. Membuatnya bertemu banyak orang. Berbicara. Berdebat. Membuat kesepakatan. Tapi dia muak dengan rutinitas. Pekerjaanya sekarang bukanlah pilihannya. Tapi dunia yang membawanya. Begitu katanya.
           Semakin dia bercerita wajahnya semakin jelas diingatanku, garis matanya tegas, sedikit tirus mungkin perkerjaannya yang menyebabkan kehilangan beberapa jam waktu tidurnya. Warna rambutnya tidak jelas dalam keremangan ini. Kedua alisnya terlihat sepadan dengan bentuk matanya yang besar. Wajahnya menunjukkan sesuatu yang sudah lama ini tidak kukenal. Entah apa.
           Dia suka berkeliling, berkunjung dari satu tempat ke tempat lain. Ini kali keduanya berkunjung ke Bali, dan dia jatuh cinta dengan tempat ini. Dia selalu menanyakan kenapa pekerjaannya menuntutnya untuk memakai setelan mahal. Dia juga benci dengan bibinya, yang selalu mengatur apa yang harus dilakukannya, termasuk masalah warna dasi. Dia suka makaroni panggang yang dimasak agak lama sampai tepinya mengering. dia menyukai hari jum'at. Dan.. Tunggu dulu, berbicara dengannya membuatku merasa telah mengenalnya sangat lama.
          Akupun mulai bercerita tentang diriku. Bahwa aku hanyalah wanita kaku,  yang benci akan kesunyian. Bahwa aku sering tidak bisa tidur saat malam. Bahwa Bali mengajarkanku banyak hal tentang keindahan, pengabaian, kenangan, dilupakan dan melupakan.
           Aku juga bercerita tentang pekerjaanku yang tidak menuntutku banyak hal, tidak menjejaliku dengan kebosanan, cukup dengan hanya bermain dengan khayalan-khayalanku. Membuat orang dapat mengerti tentang khayalanku.

* * *
           Jadi ceritakan padaku kenapa memilih menulis?
           Aku mengubah pandangan kearahnya, memasang ekspresi Haruskah kau menanyakannya?
           Memang harus ada alasan? Aku mulai berkomentar
           Tentu saja
           Aku mengernyitkan dahi masih dengan ekspresi tidak percaya.
        Kau tahu, seseorang memilih hal seperti ini selalu disertai alasan. Yaa hal-hal biasa seperti untuk berbagi perasaan, orang tua, atau mungkin karena seseorang misalnya dia terus saja bicara, lelaki ini.
           Atau mung...
           Dengan menulis membuatku merasa hidup.
           Dia tidak bergeming entah tidak mengerti maksudku atau mungkin sedang memilah-milah hal apa lagi yang akan dia katakan.
         Hidup dalam cerita-cerita dipikiranku, cerita-cerita yang kadang walaupun diharapkan tidak akan terjadi aku melanjutkan.


Hening. Cukup lama. Kenapa dia? Pikirku


           Hidupmu tidak bahagia ya? Celetuknya lugu. Membuatku canggung, dan kehilangan kata-kata.
           Hidupku cukup bahagia katanya melanjutkan.
            Hidupku memang tidak bahagia. Jawabku kaku
            Mungkin dunia tidak mengijinkannya aku melanjutkan sebelum dia berkomentar.
            Haha kau ini lucu ya?
            ...
            Menurutku itu alasan yang lucu dia berbalik kearahku, memandangku langsung kemataku.  
            
            Deg.
            Bukan dunia yang tidak membiarkanmu bahagia, tapi kau yang melakukannya
            Aku masih membisu. Lelaki ini, dia... Percaya diri sekali. Pikirku
           Berhentilah memagari diri ...
           Masih memandangku, dia mendekat. Cukup dekat hingga aku bisa merasakan sesuatu akan kehadirannya. Hangat.
           ...jadi seseorang bisa datang menghampirimu
        Astaga! Dia semakin mendekat. Jantung berdegup tak karuan. Bagaimana ini? Di saat saat seperti ini harus bilang apa ya?
           Entah apa yang kupikirkan saat itu, tapi saat bibirnya menyentuh bibirku, aku hanya diam dan menutup mata.

           Akhirnya untuk pertama kali cinta pertamaku berakhir.

Pages

Páginas vistas en total

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Followers