Karena Dia Tidak Menyukaiku
Setelah di campakkan oleh dia yang mengajakku bermimpi bersama, aku lebih banyak mengutuk diriku yang jauh dari sempurna. Karena mungkin, itulah satu-satunya alasan dia meninggalkanku. Memang apalagi? Selain orang lain.
Setahun.
Ada teman lama yang ingin mengenalku. Aku? Malas-malasan. Masih malas untuk kembali berurusan dengan hati. Tapi di sisi lain aku juga benci dengan diriku yang sekarang. Terus-terusan menghukum diri sendiri atas apa yang bukan salahku. Akhirnya aku menyetujuinya. Setuju untuk lebih mengenalnya. Setidaknya hal ini bagus untukku.
Setelah berapa lama, aku terus menggantungkannya, karena aku sendiri masih sangat bingung dengan apa yang harus kulakukan. Membalas rasanya? Mencoba mencintainya? Lalu bahagia. Atau kembali egois dan mengakhirinya.
Dan benar. Aku kembali egois.
Tidak butuh waktu lama, aku memutuskan untuk menyukai seseorang. Seorang teman. Pikirku sepertinya menyenangkan. Iseng, aku bermain-main saja padanya, tidak ada yang serius. Jatuh terlalu dalam, aku jadi begitu ketergantungan akan sosoknya. Akupun membuang semua maluku dan berusaha keras setidaknya larut dalam percakapan yang kubangun. Dia merepsonnya! (Atau setidaknya itu kupikir di awal). Karena perbuatannya, aku jadi bergitu terobsesi dan siap untuk memperjuangkannya lebih jauh lagi.
Suatu hari. Semua orang tau. Dia berubah padaku. Kembali dingin. Dan begitulah semua usahaku membuatnya mengingatku tak berkutik begitu saja. Jengkel. Aku mengumpulkan semua nyaliku bertanya tentang perubahan sikapnya. Saat itu juga, dia menyuruhku pergi. Alasannya? Ya apalagi, kalau bukan karena 'Dia Tidak Menyukaiku'
Semuanya berakhir sesingkat itu. Dia benar-benar kembali memberantakkan hatiku.
Seorang teman pernah bilang, bahwa tidak ada yang pasti dalam cinta. Entahlah apa artinya. Mungkin yang dimaksudkannya bahwa dalam cinta tidak ada taktik, rumus ataupun cara. Atau mungkin dalam arti lainnya. Bahwa dalam cinta, setulus apapun perasaanmu terhadap seseorang, se-berusaha apapun kamu untuk terlihat baik di depannya, atau sepertiku? Semuanya tidak ada artinya jika hanya terjadi di satu pihak.
Semuanya tidak akan berarti hanya karena satu kata 'Karena Dia Tidak Menyukaiku'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Páginas vistas en total
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
"Maaf soal sikapku kemarin. Do you have anything to say? 'Cause I do have, alot. " Aku rasa ini cukup. Singkat. Juga jela...
-
Sekarang tepat pukul 3.18 pagi dan aku masih menatap layar komputerku. Terjaga. Bahkan malam ini. Lagi dan lagi. Sebenarnya setiap malam...
-
"Jika kamu punya seseorang yang bisa kau beritahu tentang apapun. Kamu beruntung" Beberapa waktu yang lalu.. "...begitu...
-
Ini sulit sekali. Kamu pergi saja. Akan kuanggap mati. Atau kamu mau aku yang mati?
-
Kemarin, aku dan dia duduk berhadapan. Senja. Kopi. Atap. Kata. Serta tatap Mesr...
-
09.57 AM "Masih pagi" Pikirku. Malas. Aku kembali menenggelamkan kepalaku dengan bantal. Aku tidak punya rencana apapun hari i...
-
Memang benar kata orang Saat berada di atas kita lupa dari mana berasal Saat mendapatkan sesuatu, lekas meminta sesuatu yang lain Begitu ...
-
Belakangan ini aku kembali menonton Perahu Kertas. Entah sudah berapa kali kuputar. Sampai-sampai banyak dialognya yang diluar ...
-
Selamat Ulang Tahun! Mungkin kamu yang sekarang sudah berbeda. Mungkin kamu bukan lagi...
-
Aku memang menyukaimu Tapi, hanya sebatas itu Aku juga memperjuangkanmu Tapi lagi-lagi, hanya sebatas itu Selamanya Aku tetap tidak p...
About Me
- Unknown
0 komentar:
Posting Komentar