Ini sulit sekali.
Kamu pergi saja.
Akan kuanggap mati.
Atau kamu mau aku yang mati?
12.54 | | 0 Comments
Pesan Yang Belum Kau Jawab
"Maaf soal sikapku kemarin. Do you have anything to say? 'Cause I do have, alot."
Esoknya.
Lalu lusa.
Lalu esok setelah lusa.
Lalu esoknya lagi.
Lalu beberapa esok lagi.
Lalu entah berapa hari lagi setelahnya.
12.35 | | 0 Comments
Raka dan Film Perahu Kertas
"Dear Neptunus, tahukah kamu kenapa kali ini aku melarung perahu kertasku hingga ke tengah laut? Aku ingin perahu kertasku berlabuh. Aku sangat ingin hatiku berlabuh, kemanapun itu" Dialog pertama yang di ucapkan Kugy. Lalu adegan pertemuan kembali Kugy dan Keenan di pesta pernikahannya Nonik. Canggung. Lucu melihatnya. Kita percepat ke adegan Keenan yang menjemput Kugy pagi buta, membawanya ke laut. Keenan bilang itu hadiah atas prestasi Kugy sebagai karyawan Neptunus. Keenan memang penuh kejutan, susah ditebak, dan benar-benar melengkapi Kugy. Karena hanya Keenan yang bisa mengikuti semua fantasi Kugy. Kalau kamu, aku tidak begitu kenal yang jelas kamu adalah satu-satunya arah hati yang tidak bisa kubaca.
Sampai di adegan malam di pantai.
"So, kenapa disini? Kenapa sekarang? Kenapa seniat ini? Kamu udah bawa aku kabur sejauh ini loh, aku berharap jawaban yg sebenarnya."
"Oke, aku tau kamu suka laut, Gy. Makanya aku bawa kesini. Menurut aku, ini laut paling keren yg pernah aku temui, di Jawa Barat."
"Itu jujur dan aku setuju tapi aku mau tau yg paling jujur."
"Tiga tahun lalu aku kehilagan semuanya, Gy dan berkat kamu, Pilik, murid-murid kamu di Alit. Kalian semua udah nyelametin aku." Jawab Keenan. Kugy terdiam. "Dan km masih inget ini?" buku dongeng yang ditulis Kugy buat Keenan.
"Ternyata selama ini ada di kamu?" Kugy terkejut
"Setiap aku mau ngelukis, itu semua karna tulisan kamu. Kanvas aku punya kehidupan lagi. Ini cuman cara aku aja buat berterimakasih karna tulisan kamu tapi sampai kapanpun aku bakal tetep berhutang budi sama kamu. Karmachamaleon."
Kita percepat lagi. Ada adegan Kugy berniat buat nulis lagi dan meminta Keenan buat jadi ilustratornya. Keenan bilang "Terbit ga terbit, ilustratornya emang cuman aku". Di ceritaku kamu memang bukan ilustrator dongengku melainkan sebuah judul, judul dongeng.
Lanjut ke adegan mereka kembali ke rutinitas masing-masing. Diceritakan bagaimana Kugy benar-benar berantakan di kantornya. Do something which is not what you really are, is never easy. Lalu mulai dibukakan petunjuk-petunjuk kehidupan percintaan masing-masing karakter. Kugy dengan Remy. Keenan dengan Luhde. Persis.
Lalu ke adegan yang cukup klimaks, saat Remy melamar Kugy dan Kugy kebingungan. Dia benar-benar bingung. Tentu karena Keenan.
"Aku juga. Butuh bertahun untuk sadar tentang siapa yang sebenarnya tetap tinggal."
Kugy menghilang. Kabur ketempat kakaknya. Lalu Keenan datang, ini dia dialog favoritku dan tanpa sadar sudah hapal diluar kepala.
"Kugy Karmachamaleon. Saya cinta, selalu cinta, dan akan terus cinta sama kamu. Perasaan ini gaakan pernah ada habisnya, gy. Remy manusia yang luar biasa. Kalian beruntung bisa dapetin satu sama lain. Di jaga ya" Kata Keenan sambil memegang tangan Kugy erat.
"Aku ketemu satu perempuan di Bali. Dia kaya malaikat, Nan. Dan dari Remy juga aku tau kalo dia itu Luhde. Dia yang nemenin kamu selama kamu di Bali, kan? Dan lukisan kamu. Tiap hari aku jatuh cinta ngeliatin satu lukisan di kantor dan aku ganyangka kalo itu kamu yang buat. Aku gak nyangka juga kalo inisial 'KK' itu Keenan Kaptatolan"
"Bukan Gy, 'KK' itu Keenan dan Kugy. Aku anggap itu karya kita berdua. Bisa berkarya sama kamu itu udah lebih dari cukup Gy" Potong Keenan.
"Buat aku juga"
"Aku tahu, kamu tau, hati ini juga tau Gy. Kalo kita milih yang terbaik. Gaboleh lari-larian lagi. Gaboleh rahasia-rahasiaan lagi. Jaga diri kamu ya" Lalu dengan mudahnya, Keenan pergi.
"Keenan! Aku gamau! Aku gabisa! Aku gabisa! Aku gamau sepuluh tahun lagi, Dua puluh lagi aku sakit kaya gini setiap aku inget kamu. Aku gamau, aku gabisa!" Kejar Kugy.
"Gy, Gy. Enggak Gy enggak. Aku yakin kamu bisa, aku yakin. Aku yakin kita bisa Gy" Timpal Keenan dengan mudahnya.
"Aku pasrah Nus. Seperti semua perahu kertas yang selama ini aku larung. Dia ga pernah tau bakal mengalir kemana. Laut atau bukan. Tak semua cerita bisa happy ending"
12.36 | | 0 Comments
Aku. Tak Lagi Inginkan Apapun.
09.57 AM
"Masih pagi" Pikirku.
Malas. Aku kembali menenggelamkan kepalaku dengan bantal. Aku tidak punya rencana apapun hari ini, lebih baik aku tidur lagi.
---
11.43 AM
Beep. Beep. Ponselku terus berdering. Sambil meraba, menolak untuk membuka mata, aku mencari ponselku. "Aaaargh!" Berisik sekali. Tep! Ini dia.
Pesan masuk.
"Diana dimanaaaa?!"
"Diana ditunggu, semuanya udah ngumpul"
"Dianaaaa"
Astaga, benar juga. Aku mengiyakan janji jam 9 pagi tadi.
---
Aku hidup seperti babi hari ini
Dia yang ingin kulupakan
Yang hanya bisa kulupakan saat tertidur
Pernah sesekali dia juga datang di mimpiku
Tapi setelah kuputuskan untuk tidak bermimpi
Dia tidak datang lagi
Baguslah
Ada tempat tanpa hadirnya
Aku belum pernah sebuntu ini
Biasanya selalu saja kutemukan jalan
Untuk bersedih, termotivasti lalu bangkit lagi
Kali ini jangankan jalan, rasa saja tidak lagi kutemukan
Mimpiku? Menulis maksudmu?
Memang apa yang harus kutuliskan saat judul dongengku pun mencampakkanku
"Tell me how I supposed to life, when the only thing you want in life has been taken away from you?"
Aku. Tak lagi inginkan apapun.
10.43 | | 0 Comments
Setengah Dua Belas Malam
Kemarin, aku dan dia duduk berhadapan.
Senja. Kopi. Atap. Kata. Serta tatap
Mesra. Kusebut itu mesra.
Satu.
Oh iya, caranya memuji langit. Senja kemarin, cantik sekali memang. Berkali-kali dia membahasnya. Tempat ini juga indah. Cukup bodoh, untukku melewatkannya dalam beberapa tahun terakhir.
Dua.
Dua jam kemudian, aku beralasan dan pulang.
Alasannya
Aku tidak tahan.
Selama itu, yang kulihat dirimu.
Satu. Untuk detik pertama melihatnya, yang kulihat sosokmu.
Dua. Untuk dua menit setelahnya, yang kudengar cara bicaramu.
Tiga. Untuk apapun yang berbeda didirinya mengingatkanku padamu.
Yang kuharap menghabiskan sore bersamaku, kemarin
Adalah kamu.
Malam kemarin jam setengah dua belas malam, aku berbaring, kelelahan, dan tidak merasakan apapun.
Malam kemarin jam setengah dua belas malam, padaku, lelap tak lagi menurut.
Malam kemarin jam setengah dua belas malam, kepadamu, aku berbisik
"Raka. Malam ini ingin kuubah kata 'sulit' menjadi frasa 'sangat sulit'."
09.48 | | 0 Comments
Teruntuk Tuan Penulis Munafik
Hari ini semua penulis jadi munafik
Mereka berkisah demi uang
Demi penghargaan
Demi pujian
Berusaha memenuhi standar cerita yang menjual
Sedang perasaan pembacanya tidak lagi jadi acuan
Tahukah Tuan-tuan berapa hati yang sudah Tuan hancurkan?
Dengan menulis kisah dengan akhir tidak menyenangkan
Cih! Berdalih realita katanya!
Omong kosong!
Semua mengerti Tuan
Jika hidup itu keras
Jika hidup itu hanya tentang beruntung atau tidak
Jika hidup itu tidak pernah soal keadilan
Jika kisah cinta itu kadang lucu, kadang memuakkan
Sudahlah, semua orang sudah sangat amat paham Tuan
Asal Tuan tahu,
Alasan kenapa mereka membaca tulisan Tuan
Ya karena keadaan
Karena soal realita yang tadi Tuan sebutkan
Bagi mereka
Tulisan Tuan adalah satu-satuinya pengharapan
Harapan tentang akhir yang bahagia
Harapan tentang pangeran berkuda dengan Cinderella miskinnya
Harapan bahwa akan ada Neverloand di balik dunianya
Sedikit saja
Sejenak saja
Ada kisah cinta
Ada bahagia
00.17 | | 0 Comments
Tombol Ajaib Dalam Software Pemutar Film
Mendapatkan semangat baru, mungkin.
Bangun dengan pemikiran baru, mungkin.
Atau paling tidak, mengalami satu hal berbeda dari hari sebelumnya.
Andai saja seperti itu.
Andai saja dengan tertidur semua hal bisa selesai.
Andai saja dengan tertidur beberapa hal bisa benar-benar terlupakan.
Jika tidur seajaib itu, daripada menangis aku akan memilih tertidur.
Ngomong-ngomong soal tertidur...
Aku berpikir bahwa tidur itu seperti tombol skip dalam software pemutar film.
Dengan sekali tekan, berbagian-bagian bisa terlewati.
Hebat bukan?
Setiap manusia sedang memutar filmnya sendiri
Setiapnya pasti punya durasi yang berbeda.
Akupun sama
Tapi sayangnya kita tidak tahu jumlah durasinya.
Dan yang lebih parah, tombol skip dalam dunia nyata adalah Demi Tuhan benar-benar membutuhkan waktu lama.
Kini aku berada di bagian filmku yang tidak aku sukai
Juga tidak tahu harus bagaimana kuhadapi
Jalan buntu
Aku buntu
Ingin rasanya aku mengintip ending dari filmku
Ingin rasanya kutekan tombol skip di filmku
Ya benar, satu arah hati seseorang membuatku kembali buntu
Satu saja hati yang Demi Tuhan selalu gagal kutebak
Kepada Kamu, Aku menyerah.
Aku tidak bisa lagi, karena terus menghadapi semuanya sendirian.
Aku tidak bisa lagi, karena selalu jatuh sakit setiap kamu kembali datang.
Aku tidak bisa lagi, karena melihatmu memamerkan kisah kebanggaanmu itu menyakitkan.
Seperti terus menerus di tampar.
Aku tidak bisa lagi, karena kali kedua ternyata lebih berat.
Aku tidak bisa lagi, karena di duniaku tidak ada tombol ajaib yang dapat membuatku bertahan.
12.48 | | 0 Comments
Pages
Páginas vistas en total
Popular Posts
-
"Maaf soal sikapku kemarin. Do you have anything to say? 'Cause I do have, alot. " Aku rasa ini cukup. Singkat. Juga jela...
-
Sekarang tepat pukul 3.18 pagi dan aku masih menatap layar komputerku. Terjaga. Bahkan malam ini. Lagi dan lagi. Sebenarnya setiap malam...
-
"Jika kamu punya seseorang yang bisa kau beritahu tentang apapun. Kamu beruntung" Beberapa waktu yang lalu.. "...begitu...
-
Ini sulit sekali. Kamu pergi saja. Akan kuanggap mati. Atau kamu mau aku yang mati?
-
Kemarin, aku dan dia duduk berhadapan. Senja. Kopi. Atap. Kata. Serta tatap Mesr...
-
09.57 AM "Masih pagi" Pikirku. Malas. Aku kembali menenggelamkan kepalaku dengan bantal. Aku tidak punya rencana apapun hari i...
-
Memang benar kata orang Saat berada di atas kita lupa dari mana berasal Saat mendapatkan sesuatu, lekas meminta sesuatu yang lain Begitu ...
-
Belakangan ini aku kembali menonton Perahu Kertas. Entah sudah berapa kali kuputar. Sampai-sampai banyak dialognya yang diluar ...
-
Selamat Ulang Tahun! Mungkin kamu yang sekarang sudah berbeda. Mungkin kamu bukan lagi...
-
Aku memang menyukaimu Tapi, hanya sebatas itu Aku juga memperjuangkanmu Tapi lagi-lagi, hanya sebatas itu Selamanya Aku tetap tidak p...
About Me
- Unknown