Raka dan Film Perahu Kertas

            Belakangan ini aku kembali menonton Perahu Kertas. Entah sudah berapa kali kuputar. Sampai-sampai banyak dialognya yang diluar kepala aku hapal. SMA kelas 3, saat film ini mulai tayang. Lalu semua anak di sekolah menyanyikan original soundtrack-nya. Menaikkan kedua jari telunjuknya di kepala. Radar Neptunus katanya. Film yang lumayan populer waktu itu, aku saja sampai menontonnya di bioskop. Haha, lucu ya masa SMA. 
          Aku hanya terbawa tren kala itu, belum mengerti benar dengan filmnya. Bahkan hanya menjadikannya bahan untuk menggalaukan seseorang masa lalu. Hari ini, permainan diksiku sudah lebih baik, dan akhirnya aku bisa mengerti film ini. Namun bukan itu alasanku menontonnya lagi. Aku menontonnya lagi karena aku rasa kisahku hampir mirip dengan tokoh di film ini. Aku merasa seperti Kugy yang bermimpi bisa menulis dongeng. Lalu dia seperti Keenan, seseorang yang hanya dengan sekali bertemu membuatku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Haha terdengar berlebihan ya? Bagaimana kalau kuceritakan filmnya saja?
                "Dear Neptunus, tahukah kamu kenapa kali ini aku melarung perahu kertasku hingga ke tengah laut? Aku ingin perahu kertasku berlabuh. Aku sangat ingin hatiku berlabuh, kemanapun itu" Dialog pertama yang di ucapkan Kugy. Lalu adegan pertemuan kembali Kugy dan Keenan di pesta pernikahannya Nonik. Canggung. Lucu melihatnya. Kita percepat ke adegan Keenan yang menjemput Kugy pagi buta, membawanya ke laut. Keenan bilang itu hadiah atas prestasi Kugy sebagai karyawan Neptunus. Keenan memang penuh kejutan, susah ditebak, dan benar-benar melengkapi Kugy. Karena hanya Keenan yang bisa mengikuti semua fantasi Kugy. Kalau kamu, aku tidak begitu kenal yang jelas kamu adalah satu-satunya arah hati yang tidak bisa kubaca.
                  Sampai di adegan malam di pantai.
"So, kenapa disini? Kenapa sekarang? Kenapa seniat ini? Kamu udah bawa aku kabur sejauh ini loh, aku berharap jawaban yg sebenarnya."

"Oke, aku tau kamu suka laut, Gy. Makanya aku bawa kesini. Menurut aku, ini laut paling keren yg pernah aku temui, di Jawa Barat."

"Itu jujur dan aku setuju tapi aku mau tau yg paling jujur."

"Tiga tahun lalu aku kehilagan semuanya, Gy dan berkat kamu, Pilik, murid-murid kamu di Alit. Kalian semua udah nyelametin aku." Jawab Keenan. Kugy terdiam. "Dan km masih inget ini?" buku dongeng yang ditulis Kugy buat Keenan.

"Ternyata selama ini ada di kamu?" Kugy terkejut

"Setiap aku mau ngelukis, itu semua karna tulisan kamu. Kanvas aku punya kehidupan lagi. Ini cuman cara aku aja buat berterimakasih karna tulisan kamu tapi sampai kapanpun aku bakal tetep berhutang budi sama kamu. Karmachamaleon."

                Kita percepat lagi. Ada adegan Kugy berniat buat nulis lagi dan meminta Keenan buat jadi ilustratornya. Keenan bilang "Terbit ga terbit, ilustratornya emang cuman aku". Di ceritaku kamu memang bukan ilustrator dongengku melainkan sebuah judul, judul dongeng.
               Lanjut ke adegan mereka kembali ke rutinitas masing-masing. Diceritakan bagaimana Kugy benar-benar berantakan di kantornya. Do something which is not what you really are, is never easy. Lalu mulai dibukakan petunjuk-petunjuk kehidupan percintaan masing-masing karakter. Kugy dengan Remy. Keenan dengan Luhde. Persis.
               Lalu ke adegan yang cukup klimaks, saat Remy melamar Kugy dan Kugy kebingungan. Dia benar-benar bingung. Tentu karena Keenan.

Keenan itu seperti dongeng. 
Dongeng yang Kugy pikir sudah tamat.
Dongeng dengan akhir buntu.
Kugy patah hati dengan akhir dongeng ini
Lalu bersusah payah melupakan dan membaca dongeng lain.

Butuh tiga tahun
Untuk disadarkan bahwa dongeng tersebut punya dua bagian

"Aku juga. Butuh bertahun untuk sadar tentang siapa yang sebenarnya tetap tinggal."

               Kugy menghilang. Kabur ketempat kakaknya. Lalu Keenan datang, ini dia dialog favoritku dan tanpa sadar sudah hapal diluar kepala.


"Kugy Karmachamaleon. Saya cinta, selalu cinta, dan akan terus cinta sama kamu. Perasaan ini gaakan pernah ada habisnya, gy. Remy manusia yang luar biasa. Kalian beruntung bisa dapetin satu sama lain. Di jaga ya" Kata Keenan sambil memegang tangan Kugy erat.

"Aku ketemu satu perempuan di Bali. Dia kaya malaikat, Nan. Dan dari Remy juga aku tau kalo dia itu Luhde. Dia yang nemenin kamu selama kamu di Bali, kan? Dan lukisan kamu. Tiap hari aku jatuh cinta ngeliatin satu lukisan di kantor dan aku ganyangka kalo itu kamu yang buat. Aku gak nyangka juga kalo inisial 'KK' itu Keenan Kaptatolan"


"Bukan Gy, 'KK' itu Keenan dan Kugy. Aku anggap itu karya kita berdua. Bisa berkarya sama kamu itu udah lebih dari cukup Gy" Potong Keenan.

"Buat aku juga"

"Aku tahu, kamu tau, hati ini juga tau Gy. Kalo kita milih yang terbaik. Gaboleh lari-larian lagi. Gaboleh rahasia-rahasiaan lagi. Jaga diri kamu ya" Lalu dengan mudahnya, Keenan pergi.

"Keenan! Aku gamau! Aku gabisa! Aku gabisa! Aku gamau sepuluh tahun lagi, Dua puluh lagi aku sakit kaya gini setiap aku inget kamu. Aku gamau, aku gabisa!" Kejar Kugy.

"Gy, Gy. Enggak Gy enggak. Aku yakin kamu bisa, aku yakin. Aku yakin kita bisa Gy" Timpal Keenan dengan mudahnya.

"Aku pasrah Nus. Seperti semua perahu kertas yang selama ini aku larung. Dia ga pernah tau bakal mengalir kemana. Laut atau bukan. Tak semua cerita bisa happy ending" 


Di ceritaku Keenan-ku juga sudah menemukan Luhdenya. 
Dan dia memilih untuk bersamanya. 
Meninggalkanku yang kembali berantakan, harus menata hatiku (lagi) sendirian. 
Tidak menoleh padaku sedikitpun. 
Tidak peduli. 
Tenggelam dalam kisah kebanggaannya yang tentang bahagia dan bahagia. 

Bedanya lagi
Saat aku kesakitan, Keenan-ku tidak datang.

Lalu diceritakan bagaimana Kugy kembali ke Remy dan berusaha menjalani kehidupannya seperti sebelum Keenan datang lagi. Keenan juga kembali dengan Luhde juga. Well, ceritaku juga sudah melewati bagian ini. Bagaimana dia memilih Luhde-nya dan aku harus mencukupkan diriku dengan keputusannya. 
             Hmm, bagaimana aku harus melanjutkan cerita ini ya, sedang aku sendiri tidak tahu akhirnya. Berapa kali kubilang bahwa aku telah buntu. Menebak kerlanjutan cerita ini adalah tidak mungkin. Menebak arah hatinya lebih tidak mungkin lagi. Aku tidak tahu, cerita ini sudah berakhir atau belum. Atau sebenarnya mungkin sudah berakhir namun aku tidak tega mengakuinya? Karena terlalu berharap ceritaku berakhir bahagia juga seperti Perahu Kertas? Haha, aku benar-benar tidak tahu. Yang jelas, aku berharap aku punya tombol skip seperti dalam software pemutar film. Sehingga aku bisa tahu bagaimana akhirnya. Apapun akhirnya, aku ingin segera tahu. Agar aku bisa bersiap. Jika bahagia, aku akan bersiap untuk bersyukur. Dan jika tidak, akupun harus mempersiapkan patah hatiku yang kedua kalinya. Dimana, kedua kalinya tidak pernah lebih gampang. 

           Oh iya, namanya Raka, Keenanku adalah Raka. Semua tokoh disini punya kesamaan, alur ceritanya juga. Jadi jangan salahkan aku telah berharap banyak pada film ini. Walaupun toh jika harapanku tidak jadi kenyataan, setidaknya dengan Perahu Kertas kisahku bisa punya ending lain yang bahagia. Ending khayalan. 

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Páginas vistas en total

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Followers